7 MACAM TEMAN

*(hanya 1 yg sampai di akhirat)* 1. *Ta'aarufan (تعارفا)*, yaitu teman kenal secara kebetulan, seperti bertemu di kereta, halte bis, cafe dll 2. *Taariikhiiyan (تاريخيا)*,  yaitu teman karena faktor sejarah, seperti teman sekampung, sekost, se'almamater dll. 3. *Ahammiyatan (اهمية )* yaitu teman karena kepentingan (teman bisnis, politik, dll) 4. *Faarihan (فارحا)*,  yaitu teman karena sehobby (hobby motor, nyanyi, futsal dll.) 5. *Amalan (عملا)*,  yaitu teman karena profesi, seperti dokter, guru dll. 6. *'Aduwwan (عدوا)*,  yaitu teman yg terlihat seperti baik, tp sebenarnyab penuh kebencian..  7. *Hubban_lil iimaan (حبا للايمان)*   *yaitu teman yg suka MENGINGATKAN-mu* serta *MENGAJAK-mu* selalu *KE JALAN الله SWT*. Dari ke *7* macam teman ini, no. *1-6* akan sirna di akhirat, & yg tersisa hanya teman no. *7*. *namun teman no.7 ini selalu dipandang sebelah mata, selain dinilai sok alim, juga tidak menghasilkan manfaat duniawi (materi)* *Padahal diakhirat nanti, temen no

Kita Cuma Bisa MENGKRITIK Tapi Tidak Bisa Kasih Solusi

MENGKRITIK Seperti Sudah menjadi Budaya
Sebagian Besar Orang dalam masyarakat kita.

Bahkan KEMAMPUAN MENGKRITIK Terkadang
dijadikan Ukuran Tingkat Kecerdasan Seseorang.

Semakin Mampu Seseorang Mengkritik,
Semakin Cerdas Pula Orang tersebut Dianggap.

Kalau Dipikir-pikir sepertinya kita memang Dibesarkan dan
Dididik untuk menjadi Manusia-manusia Kritikus.

Dari Kecil kita SERING TERLIBAT DALAM MENCARI
LETAK KESALAHAN Daripada Mencari SOLUSI,
Lebih Sering Mencari SIAPA yg Harus Bertanggungjawab Daripada
Bekerjasama Menyelesaikannya bersama-sama.

Lebih Sering MEMBICARAKAN KEKURANGAN daripada KELEBIHAN Pihak lain.
KEBIASAAN-kebiasaan seperti Itulah yang Sedikit Banyak Berperan
Menciptakan Manusia TERBIASA FOKUS pada SISI yang BURUK saja.

Apabila Orang lain Mengemukakan Suatu Ide,
Pendapat atau Konsep yang Kelemahannya Terlihat oleh kita,
langsung kita “GATAL” KALAU TIDAK MENGKRITIK.

Bukan Memberi Ide yang Lebih Baik atau Ide untuk Melengkapi dan Menyempurnakan,
tetapi Sebaliknya kita Selalu MEMIKIRKAN dan MENGANGKAT SISI NEGATIFNYA.
Mengapa demikian ?
Karena Sadar atau Tidak, Kritis Sudah Menjadi Bagian Dari Diri Kita.

Karena kritik-mengkritik Sebenarnya Bukanlah Hal yang Buruk,
Malah Sebaliknya Bisa Menjadi Vitamin dan Motivator bagi Pihak yang Dikritik.
Kritik yang disampaikan dengan baik,
Tepat Waktu dan Tepat Sasaran adalah Kritik yang Sangat Bermanfaat.
Istilahnya Orang-orang “Kritik Membangun”.

Tapi kalau kita Dipikir-pikir Lebih Jauh Lagi,
Menyempurnakan Ide yang Kurang Sempurna atau
yang Tidak Sesuai dengan Pola Pikir kita,
Tidak Selalu Harus Menggunakan Kritik, Apalagi Kritik Menjatuhkan.

Bisa dengan cara sebaliknya yaitu
memberi ide lain yg benar-benar baru / orisinil yang lebih baik.
Atau bisa juga hanya dengan membantu memberi ide yang bersifat
memperbaiki bagian yang menurut kita kurang baik.
Ironisnya,
Lebih Banyak ORANG PINTAR yang Hanya Pandai Mengkritik tetapi
Tak Mampu Memberikan Ide yang Lebih Baik daripada Ide yang sedang dikritik.
Entah Orang-orang Jenis ini Sebenarnya Hanya Pandai Melihat
SISI NEGATIF Orang lain atau Memang Benar-Benar Pintar,
Hanya saja Kreatifitas ia sering Tertutup oleh Kebiasaan Kritik Mengkritik,
sehingga bukan mustahil Dirinya juga Menjadi Kurang Percaya Diri
untuk mengemukakan ide.
Takut Berbuat Salah, Malu kalau ternyata idenya tidak diterima,
Keliru dan Lantas dikritik Habis-habisan.
Jadi hanya Melontarkan kritik tanpa Dasar, Tanpa Penjelasan,
Tidak Ada Uraian dan Masukan Apapun yang Bisa ia angkat.

Budaya dan lingkungan seperti ini cenderung membuat
kemampuan kreatifitas seseorang dan lingkungannya sulit berkembang,
bahkan mematikan.
Tidak heran kita lebih gampang mendapat ORANG-orang PINTAR yang
memperoleh Predikat "Pintar" karena Kemampuan Mengkritiknya,
tapi Tidak Kreatif dalam Solusi apalagi Inovatif.

Dalam berkomunikasi,
baik di Dunia Nyata maupun Maya,
semuanya perlu BELAJAR untuk Melihat Semua hal dari SISI POSITIF.
Perlu Belajar Berkontribusi Memberi Ide Positif yang Mencerahkan daripada
menebar Kritikan semata-mata yang semakin membuat kita menjadi
Manusia-manusia yang Terbiasa Melihat dari Sisi Negatif dan
Memenuhi PIKIRAN dengan Muatan Negatif.

Meskipun Tidak Dapat dikatakan KEBIASAAN dan
KARAKTER yang Terbentuk dari Kebiasaan ini sepenuhnya TIDAK PANTAS,
tetapi BERHATI-HATILAH Dengannya.
Kalau tidak, kebiasaan seperti ini bisa menjadi Sumber PENDERITAAN,
KETIDAK-BAHAGIAAN HIDUP.

Karena Kemana dan Dimanapun ia Berada,
Sisi Negatif setiap hal Selalu Dicari,
terlihat Lebih Jelas dan Lebih Penting baginya,
bahkan menutupi Sisi Positif yang sesungguhnya Lebih Besar.

Kemampuan MENGHARGAI dan BERSYUKUR Atas KELEBIHAN yang DIMILIKI pun
Semakin Lemah dan Cenderung Pesimistis.

Bukan bermaksud Anti Terhadap Kritikan tetapi sekedar
MENGINGATKAN untuk DIRI KITA SENDIRI sekaligus untuk BELAJAR
MEMBIASAKAN DIRI BERPIKIR dan MENGGUNAKAN BAHASA yang POSITIF.

Comments

Popular posts from this blog

20 CARA MENGUATKAN IMAN

7 MACAM TEMAN