7 MACAM TEMAN

*(hanya 1 yg sampai di akhirat)* 1. *Ta'aarufan (تعارفا)*, yaitu teman kenal secara kebetulan, seperti bertemu di kereta, halte bis, cafe dll 2. *Taariikhiiyan (تاريخيا)*,  yaitu teman karena faktor sejarah, seperti teman sekampung, sekost, se'almamater dll. 3. *Ahammiyatan (اهمية )* yaitu teman karena kepentingan (teman bisnis, politik, dll) 4. *Faarihan (فارحا)*,  yaitu teman karena sehobby (hobby motor, nyanyi, futsal dll.) 5. *Amalan (عملا)*,  yaitu teman karena profesi, seperti dokter, guru dll. 6. *'Aduwwan (عدوا)*,  yaitu teman yg terlihat seperti baik, tp sebenarnyab penuh kebencian..  7. *Hubban_lil iimaan (حبا للايمان)*   *yaitu teman yg suka MENGINGATKAN-mu* serta *MENGAJAK-mu* selalu *KE JALAN الله SWT*. Dari ke *7* macam teman ini, no. *1-6* akan sirna di akhirat, & yg tersisa hanya teman no. *7*. *namun teman no.7 ini selalu dipandang sebelah mata, selain dinilai sok alim, juga tidak menghasilkan manfaat duniawi (materi)* *Padahal diakhirat nanti, temen no

ISLAM adalah AGAMA PERDAMAIAN dan MELAWAN TERORISME

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah , karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Rabb-nya mereka akan kembali, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Al An’am [6]: 108)

Suatu waktu Rasulullah Saw sedang diduduk diberanda rumah bersama istrinya Aisyah Radiyallaahu ‘anha. Lewatlah seorang yahudi yang kemudian mengolok-olok Nabi. Ia mengeluarkan kata-kata yang kasar. Aisyah beranjak dari tempat duduknya dengan muka yang merah dan hendak membalas apa yang dikatakan seorang yahudi tadi. Dengan lembah lembut, Nabi menutup mulut Aisyah dengan telapak tangannya dan berkata: “Lemah lembut lah Aisyah. Allah mencintai hamba-Nya yang lembut. Allah memberi karena kelembutan. Allah tidak memberi karena kekerasan dan tidak juga karena yang lain.” (HR Muslim)




Sahabat Hikmah…

AL-ISLAM….mempunyai akar kata AS-SALAAM yang berarti KETENANGAN, KEDAMAIAN dan KETENTRAMAN.

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam mengedepankan sikap toleran dan menjauhi sikap kasar dan konfrontatif, walaupun seorang Yahudi mengolok-oloknya. Padahal dengan kekuasaan yang Nabi miliki di Madinah saat itu sebagai pemimpin ummat, amatlah mudah bagi Nabi untuk melakukan sesuatu.

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita pada waktu memasuki kota Madinah, dan disambut masyarakat Madinah yang mayoritas telah memeluk Islam, Nabi menandatangani Piagam Madinah sebagai sebuah piagam yang mengangkat Nabi sebagai pimpinan masyarakat Madinah dan mengakui hak-hak setiap penduduk Madinah baik yang muslim maupun non muslim, baik yang arab, yahudi maupun non arab lainnya untuk hidup berdampingan secara damai dan saling melindungi.

AL-ISLAM seharusnya menjadi jaminan bagi kita sesama muslim untuk menyebarkan SALAM yang diartikan dengan persaudaran yang kuat dan kokoh.

Dan dengan AL-ISLAM juga seharusnya menjadi jaminan bagi kita, ketika kita berhadapan dengan non muslim yang tidak memerangi kita, seharusnya mengedepankan sikap TOLERAN dan jauh dari ‘angker’ dan ‘permusuhan’.

Kezaliman tidaklah harus dibalas dengan kezaliman lainnya dan hujatan tidaklah dibalas dengan hujatan sehingga kesan umat islam sebagai ‘rahmatan lil alamin’ akan terasa hambar dan sirna.




Sahabat Hikmah…

Ayat 108 pada surah Al An’am diatas menerangkan kepada kita secara gamblang bahwa hujatan dan penghinaan terhadap Yahudi ataupun Nasrani maupun orang non muslim terutama akan hal-hal yang menyangkut ritual (simbol-simbol) agama dan tuhan-tuhan mereka, justru akan memperburuk keadaan dan memperburuk citra Islam. Dan mereka juga akan membalas dengan melakukan penghinaan kepada Allah ‘aza wa jalla, dan ini tentu tidak dikehendaki, sehingga Allah melarangnya . Bukankah ada cara-cara yang lebih elegan dalam menangkis segala kezaliman dan hujatan itu?

Jadi penghinaan dan hujatan-hujatan kepada Islam di situs-situs internet yang ada janganlah dibalas dengan penghinaan dan hujatan pula. Bantahlah mereka dengan cara yang paling baik. Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan HIKMAH dan PELAJARAN yang BAIK dan BANTAHLAH mereka dengan CARA yang TERBAIK. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”



Sahabat Hikmah…

Sejarah mengajarkan kepada kita bahwa pencitraan yang positif tentang suatu masyarakat ataupun bangsa dapat membawa kemajuan bagi bangsa tersebut. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan mengedepankan sifat-sifat yang postif seperti sabar, santun, terdidik dan toleran serta disiplin diri yang tinggi. Dan hal ini harus dilakukan secara terus-menerus tanpa henti. Di dalam Al Quran Allah menyebutnya dengan amar ma’ruf nahi munkar (QS Ali Imran [3]:110).

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”

Dalam sisi yang lain sejarah juga mengajarkan kepada kita bahwa sikap yang buruk justru akan membawa pencitraan yang negatif. Hal ini bisa terlihat dari sebagian dari saudara-saudara kita yang melakukan terror dengan melakukan pengrusakan dan pengeboman-pengeboman tanpa dasar yang benar, mereka melakukan pengrusakan dan pengeboman tempat-tempat ibadah non muslim, hal ini justru menodai Islam itu sendiri.

Bahkan dalam kondisi perangpun, Rasulullah melarang merusak tempat ibadah non muslim, dan melarang membunuh orang yang berada di dalamnya.

Sudah saatnya bagi kita untuk merubah sikap kita saat ini. Rasulullah telah memberi teladan yang begitu sarat makna dan kebaikan. Adalah sebuah kewajiban bagi kita untuk mencontohnya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara mu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.”
(QS Fushshilat [41]: 34-35)

Comments

Popular posts from this blog

20 CARA MENGUATKAN IMAN

7 MACAM TEMAN