7 MACAM TEMAN

*(hanya 1 yg sampai di akhirat)* 1. *Ta'aarufan (تعارفا)*, yaitu teman kenal secara kebetulan, seperti bertemu di kereta, halte bis, cafe dll 2. *Taariikhiiyan (تاريخيا)*,  yaitu teman karena faktor sejarah, seperti teman sekampung, sekost, se'almamater dll. 3. *Ahammiyatan (اهمية )* yaitu teman karena kepentingan (teman bisnis, politik, dll) 4. *Faarihan (فارحا)*,  yaitu teman karena sehobby (hobby motor, nyanyi, futsal dll.) 5. *Amalan (عملا)*,  yaitu teman karena profesi, seperti dokter, guru dll. 6. *'Aduwwan (عدوا)*,  yaitu teman yg terlihat seperti baik, tp sebenarnyab penuh kebencian..  7. *Hubban_lil iimaan (حبا للايمان)*   *yaitu teman yg suka MENGINGATKAN-mu* serta *MENGAJAK-mu* selalu *KE JALAN الله SWT*. Dari ke *7* macam teman ini, no. *1-6* akan sirna di akhirat, & yg tersisa hanya teman no. *7*. *namun teman no.7 ini selalu dipandang sebelah mata, selain dinilai sok alim, juga tidak menghasilkan manfaat duniawi (materi)* *Padahal diakhirat nanti, temen no

YAKIN AKAN DATANGNYA PERTOLONGAN ALLAH

'Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Sehingga, Allahlah yang harus memberi rezeki kepadanya dan kepadamu, Dialah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'' (QS Al Angkabut [29]: 60).

Betulkah ekonomi yang tak menentu sekarang ini yang menyebabkan 'penyakit' panik sangat mudah menyerang bangsa kita?
Barangkali tidak, jika kita menyelam ke inti persoalannya, bahwa bukan semata-mata krisis ekonomi, melainkan kita umumnya tidak memiliki keyakinan.
Karena tidak optimistis, kita menjadi gamang, marah, takut, dan khawatir yang berlebihan.
Selanjutnya, tidak adanya keyakinan itu kadang mendorong kita nekat bertindak yang tak terhormat.

Tanpa keyakinan, manusia tak bisa hidup.
Akan terus diselimuti keragu-raguan yang mematikan.
Keraguan itu menjadi sebab dari ketidaktenangan hidup dan perasaan tidak aman.
Maka, kita harus yakin bahwa kita hidup di dunia ini bukan kemauan kita sendiri.
Bukan karena kemauan orang tua.
Juga tidak atas usulan siapa pun juga.
Kita lahir dan hidup di dunia ini karena kehendak Allah.

Karena lahir dan hidup atas kehendak-Nya, maka Dialah yang akan mengurus kita.
Jika Allah telah menciptakan kita, maka Dia tentu yang memelihara kita.
Keyakinan ini harus ditanamkan pada diri kita, agar tidak takut menghadapi kesulitan hidup.
Bukankah kehidupan itu sendiri merupakan bagian dari ciptaan Allah?

Bagaimanapun hebatnya krisis, tak perlu takut dan khawatir kekurangan rezeki Allah.
Yang menjamin rezeki kita selama ini bukan manusia atau negara.
Melainkan Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Kepada-Nya kita meminta dan mohon bantuan serta perlindungan-Nya.
Jika suatu persoalan diselesaikan dengan emosi, hasilnya pasti merugikan masyarakat dan diri sendiri.
Bila kini kita diuji dengan krisis ekonomi, maka dengan modal keyakinan kita gerakkan seluruh potensi yang kita miliki untuk mengatasinya.

Memang diperlukan sedikit kesabaran, di samping kerja keras dari semua komponen di negeri ini.
Jaga kesatuan dan persatuan, dengan itu kita bisa maju.
Sebaliknya, jika kita terpecah dan saling menyalahkan kehancuran akan datang.
''Bersatu (jamaah) akan mendapatkan rahmat, dan berpecah belah mendapatkan bencana (azab).'' (HR Ahmad).
Dan, siapa yang akan menyanggah janji Allah bahwa dia menjamin akan mengangkat setiap problem kita?
''Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.'' (QS Al Insyirah [94]: 5-6).

Ayat tersebut diulang sampai dua kali secara berturut-turut, yang maksudnya untuk menyakinkan kita bahwa bersama kesulitan itu ada solusi yang terbaik.
Masihkan kita tidak yakin, masihkan kita gamang melihat hidup?

(Oeh A Zaenal Muttaqien )-Republika

Comments

Popular posts from this blog

20 CARA MENGUATKAN IMAN

7 MACAM TEMAN